Breaking News

Selasa, 21 September 2010

Selembar Jilbab

Dalam keagungan namaMu aku memohon agar diriku selalu berada di dalam dekapan kasih sayangmu.Jangan biarkan aku terus merasa dahaga di tengah gurun pasir yang gersang dan tandus, selalu tersengat sinar panasnya gaya hidup modern yang semakin jauh dari kata islam dan adat ketimuran yang berubah halauan keadat barat.

Dan jangan pula angkau biarkan diriku terombang-ambing  oleh angin kemayaan kehidupan. Izikanlah aku menapaki anak tangga kehidupan dengan iman yang membara dalam dada, biar sekalipun aku jatuh hingga tersungkur, bangkitkanlah aku dengan cintaMu. Di usiaku yang masih belasan ini aku tak mau terlena oleh dunia yang membuatku seakan bertahta dan membangga-banggakan keindahan sebagai wanita dengan memamerkannya, namun jauh dari cintaMu

Maymunah, selalu berdo'a ditengan kebimbangan hatinya yang sering goyah dihempas trend gaya anak muda seusianya yang terus mengatasnamakan kata GAUL, Kata yang terlanjur melekat pada remaja modern. Apalagi remaja wanita yang lekat dengan pakaian minim, terbuka, ketat hingga transparan. Muna (nama panggilan) tak henti-hentinya merasa resah. Apalagi saat ia membaca dan memahami ayat al-qur'an surat al-ahzab ayat 59 yang mengharuskan wanita memakai jilbab bila berada diluar rumah, yang terjemahannya sebagai berikut:

"Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:"hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka", yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang".

Muna merasa harus bagaimanakah ia berpenampilan. Memang benar, penampilan bukanlah segalanya, yang terpenting adalah amal ibadah dan kesucian hati. Tapi haruskah ia diam, tidak berbuat sesuatu, walu dia tahu berjilbab itu hukumnya wajib bagi wanita muslimah. Munapun mencoba selalu mengenakan jilbab namun itu hanya berlangsung 6 bulan, setelah itu ia tak kuat menahan ejekan dan godaaan karena diantara teman-temannya hanya Munalah yang saat itu berjilbab seperti halnya saat Muna berkumpul dengan teman-temannya.

"lho… Mun, perasaan siang ini nggak ada pengajian kan?, ngajinya juga masih entar malam, kamu mau kemana sih?" kata Ari

"eh… Mun… emangnya nggak panas pake pakaian panjang, pakai kerudung lagi" sambung Sita

"Mun… Mun… kamu itu, lebih bagus dan lebih kelihatan cantik kalau nggak pake jilbab" lanjut Aal

"ya… itu bener, kamu itu jangan sok alim, belum tentu orang yang berjilbab itu baik" sahut Naza

"ya sih… tapi apa salahnya kita sebagai wanita yang sudah baligh, berusaha menunaikan kewajiban menutup aurat untuk menjaga kehormatan kita, karena berjilbab itu hukumnya wajib bagi muslimah, dan jika orang yang menutup auratnya belum tentu baik, bagaimana dengan orang khususnya wanita yang membuka tubuhnya secara terang-terangan?" jawab Muna

"aduh… makasih ya buat ceramahnya, bu ustazah baru" sahut Sita

"Muna… yang gaul dong…, pake beginian kayak ibu-ibu aja, kita masih muda, masih cantik, kencang dan sexy, untuk apa ditutupi, kan ntar nggak ada yang liat kalau kita cantik. Ya nggak temen-temen?, nanti aja kalau udah punya anak 2 atau 3 kan udah kendor, nah… itu baru perlu ditutupi" sambung Sita kembali

"tapi cantik itu tidak harus diperlihatkan dengan buka-bukaan, tetapi lebih baik cantik dengan kepribadian yang baik dan ahlakul kariman" jawab Muna

" plis dech… kamu tu iklan produk apa sih?" kata Naza

 

Sejak saat itu, Muna selalu dijauhi oleh teman-temannya karena dianggap jadul, kuno, kudet dan tidak gaul. Dalam kesendiriannya Muna berfikir dan bertanya "apakah berjilbab itu kuno?". Ada berbagai pertanyaan yang berkecamuk dalam hatinya hingga perlahan ia melepaskan kerudungnya saat berada diluar rumah, ia tak lagi bisa mendapat ketenangan hati dan kenyamanan saat ia tak lagi berkerudung.

Muna akhirnya sadar, bahwa yang ia lakukan itu salah, "seharusnya aku tidak boleh goyah dengan ejekan orang-orang, tapi kenapa aku jadi seperti ini, aku harus berusaha lagi untuk bisa memakai jilbab seperti dulu" itulah tekad kuat yang ada dihati Muna untuk mengenakan jilbab kembali. Ia merasa berat dab sulit menata hatinya sendiri untuk tidak goyah lagi mendengar ejekan, dan olk-olokan tentang berjilbab. Muna memutuskan untuk meminta saran dari ibu gurunya yang shalihah dan berhasil mengenakan jilbab sejak usia remaja. Munapun mengutarakan semua isi hatinya, apa yang dia alami dan meminta nasehat yang benar, dirumah bu Leha.

"bu… apa yang harus saya lakukan? Apakah saya berdosa, saat sya memutuskan untuk tidak berjilbab lagi?"

"Muna… masalah dosa hanyalah Allah yang tahu, seberapa besar dosa itu tapi ibu sangat menyayangkan tindakan kamu. Memang… untuk berjilbab dengan benar-benar, dari hati lillahita'ala itu tidak semudah yang dilihat, apalagi di usia remaja seperti kamu, yang kebanyakan selalu membuka tubuhnya. Yang penting, kamu mempunyai niat yang kuat berusaha melaksanakannya dan selalu berdo'a agar kamu bisa menghadapi olok-olokan teman-temanmu dan orang-orang lain yang mungkin belum terbiasa melihat perubahan penampilanmu, dan satu hal yang penting, jangan hanya perubahan penampilan, namun harus diiringi perubahan ahlak dan kepribadian yang baik pula"

"makasih bu… saya akan berusaha melakukannya, apalagi saat saya berjalan dengan tidak berkerudung didepan sekelompok pria, mereka bersiul-siul dan menggoda dengan kata-kata yang membuat saya tersinggung, sedangkan itu tak terjadi saat saya berkerudung dulu, malahan bu… mereka mendo'akan saya dengan mengucapkan Assalamu'alaikum"

"itulah salah satu manfaat berjilbab, yaitu untuk menghindari niat buruk dari hati yang ada penyakitnya"

"tapi, bila berjilbab itu sangat bermanfaat untuk menjaga diri dan memang kewajiban, mengapa jilbab masih saja menjadi ajang pergunjingan dan disalah fahami maknanya, sehingga masih ragu berjilbab, tapi malah buka-bukaan? yang jelas akan mendatangkan madharat"

"tentunya ada berbagai faktor yang menyebabkannya, diantaranya yang pertama: mungkin tidak tahu bahwa jilbab itu wajib, kedua:tidak mampu menghadapi pesona keduniawian, ketiga:tidak mampu menundukkan nafsu, keempat:terbawa oleh pengaruh teman yang tidak menginginkan kebaikan bagi wanita muslimah, kelima:mungkin ia takut tidak laku nikah, keenam:dapat menutupi kecantikannya, ketujuh:mungkin banyak berpendapat berjilbab dapat membatasi ruang gerak dan kreatifitas wanita"

"dan ada sebuah kata atau kalimat dari hadis yang pernah saya baca, apakah ibu tahu maksud dari kata berjilbab dan berkerudung juga berpakaian tetapi telanjang"

"maksud dari kata itu adalah seorang wanita yang menutupi sebagian badannya tetapi ia juga membuka sebagian yang lain untuk menampakkan kecantikannya kepada yang bukan muhrimnya dan mereka itulah wanita yang sama dengan telanjang, ada ulama' yang mengatakan bahwa wanita yang memakai baju tipis sehingga kelihatan warna kulitnya. Dan satu hal lagi yang sekarang banyak dilakukan yaitu mereka berjilbab tapi berpakaian ketat, sehingga menggambarkan lekuk tubuhnya"

"O… jadi meskipun sudah berjilbab tapi berpakaian tipis atau ketat itu, sama dengan telanjang?"

"yupz… itu bener banget"

"lalu bagaimana seharusnya pakaian dan jilbab wanita yang sesuai dengan ajaran agama?"

"itu sebuah pertanyaan yang bagus, pakaian wanita harus memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan ketetapan syar'at seperti:

1.    menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan

2.    tidak ketat, sehingga menggambarkan lekuk tubuh

3.    tidak tipis dan transparan

4.    tidak menyerupai pakaian pria

5.    tidak mencolok warnanya

6.    tidak menyerupai wanita kafir

7.    bukan pakaian untuk pamer

8.    jilbab tidak hanya bagian kepala, tetapi leher dan dada juga."

"terima kasih banyak bu… semoga dapat bermanfaat bagi saya"

"yoi… bacalah buku-buku tentang itu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By